Ketika malam telah larut, alam fikiranku melayang mengembara kearah
kegelapan malam, fikiranku menerawang kesebuah kuburan yang kaku,
gundukan tanah merah yang dingin, perut bumi yang menjadi kediamanku
kelak, didalamnya tak lain cacing dan serangga pemakan bangkai, tubuhku
yang tak mampu menepis binatang yang menggerogotiku dan menjadikan
tubuhku sarang dan tempat bertelur, alangkah tak berdayanya tubuh ini,
sahabatku meninggalkanku, anak istriku meninggalkanku, orangtuaku
meninggalkanku, semua orang yang kukenal melupakanku, mereka tak mau
ikut mati bersamaku, mereka tak mau tahu lagi apa yang menimpaku
dikuburku, mereka tak mau walau hanya menepiskan cacing yang
menggerogoti tubuhku, mereka tak perduli lagi tubuhku membusuk sedikit
demi sedikit, hingga tubuhku hancur dan berbau, hingga tubuhku menjadi
tulang, lalu habis musnah menjadi tanah?, kemana aku akan pergi, ruhku
akan melayang memenuhi panggilan Penciptaku.
Wahai Allah, tak ada selain Mu, Engkaulah yang akan menepiskan semua
serangga yang mendekati tubuhku, akan Kau jaga tubuhku yang masuk dalam
perut Bumi, Engkau mendengar jeritan hatiku yang merindukan Mu, maka
dengarlah Wahai yang menciptakan harapan, wahai yang menciptakan segala
kerinduan, wahai yang menciptakan keinginan untuk mengadu, kulontarkan
kalimat yang kini hampir memecahkan kalbuku, Aku tak mempunyai selain Mu
untuk mengadu, untuk menolong, untuk memberi, untuk diharapkan, untuk
bergerak, untuk bernafas, untuk berucap, untuk bersuara, untuk
mendengar, untuk melihat, untuk melangkah, untuk bergerak, untuk
berfikir, untuk makan, untuk minum, untuk tersenyum, untuk bergembira,
untuk segala galanya, selain Mu, semua yang kumiliki, dan yang tak
kumilki adalah milik Mu, tubuhku milik Mu, makananku milik Mu, semua
yang kulihat milik Mu, semua yang kudengar Milik Mu, semua yang
kuuucapkan milik Mu, semua langkahku milik Mu, setiap nafasku milik Mu,
setiap detak jantungku milik Mu, perasaanku milik Mu, kerinduanku milik
Mu, harapanku milik Mu, kesedihanku milik Mu, kegembiraanku milik Mu,
alangkah indahnya wahai Rabb, Karena Engkau memilikiku, Engkau
menggenggam diriku, Engkau mengaturku, Engkau menjagaku, Engkau
melindungiku, Engkau mengayomiku, Engkau melimpahkan kelembutan Mu
padaku, aku merindukan Mu wahai Allah, Engkau memanggilku agar aku dekat
kepada Mu wahai Allah?
Wahai yang menciptakan cinta kasih di seluruh kalbu hamba Nya,
Engkau menghendaki aku mencintai Mu wahai Allah.., wahai yang
menciptakan lidah saling menyebut nama nama hamba Nya, Engkau
menghendaki aku menyebut nama Mu wahai Allah?, wahai yang menciptakan
segala yang indah, keindahan yang terlihat dan yang tak terlihat,
keindahan yang terdengar dan tak terdengar, keindahan yang terucapkan
dan tak terucapkan, keindahan yang terasa dan tak dapat dirasa,
keindahan yang diketahui dan yang tak diketahui, keindahan yang
tersaksikan dan yang tersembunyi, semua keindahan itu berasal dari
keindahan Mu wahai Allah, maka betapa indahnya Engkau .., betapa
lembutnya Engkau ?
Maka Wahai Pencipta Keindahan, Wahai Pencipta Kelembutan, Wahai
Pencipta Kasih sayang, sebagaimana Engkau perlihatkan keindahan yang ada
pada makhluk Mu, sebagaimana Engkau perlihatkan kelembutan yang ada
pada makhluk Mu, sebagaimana Engkau perlihatkan kasih sayang yang ada
pada makhluk Mu, maka perlihatkan padaku Keindahan Mu wahai Allah?,
perlihatkan kelembutan Mu wahai Allah.., perlihatkan kasih sayang Mu
wahai Allah?, walau hanya berupa harapan, walau hanya berupa sangkaan,
walau hanya berupa khayalan, walau hanya berupa kerinduan, walau hanya
berupa keinginan, walau hanya berupa airmata, walau hanya berupa
pemberian, walau hanya berupa lamunan, walau hanya berupa kemudahan,
walau hanya berupa pertolongan, asalkan aku mengetahui bahwa itu datang
dari kelembutan Mu, datang dari kasih sayang Mu, datang dari keindahan
Mu, alangkah kecewa hamba yang hanya memiliki harapan, hamba yang hanya
memiliki khayalan, hamba yang hanya memiliki lamunan, hamba yang hanya
memiliki kerinduan, hamba yang hanya ingin dekat, hamba yang hanya
mendambakan kelembutan, hamba yang hanya mendambakan ayoman, hamba yang
hanya mendambakan kasih sayang, sedangkan modal semua harapanku hanyalah
airmata, apakah ia harus dikecewakan oleh yang Maha tak mengecewakan,
alangkah hancur perasaannya kalau kerinduannya ditolak oleh yang Maha
tak menolak kerinduan, alangkah berkeping kepingnya kecintaannya, bila
keinginannya untuk dekat tertolak oleh yang Maha tak menolak hamba Nya
yang ingin dekat, itu semua tak ada pada dzat Mu, itu semua tak ada
dalam sifat Mu, itu semua tak ada pada perbuatan Mu, apalagi yang
membuatku tertolak sedangkan Engkau yang Maha menerima, apalagi yang
membuatku tersingkir sedangkan Engkau yang Maha merangkul, apalagi yang
membuatku terjauhkan, sedangkan Engkaulah yang maha mendekatkan,
salahkah aku merindukan Mu, sedangkan Engkaulah yang menciptakan
kerinduanku pada Mu, salahkah aku menginginkan dekat pada Mu, sedangkan
Engkaulah yang menciptakan keinginanku untuk dekat kepada Mu, salahkah
aku merasa tenggelam dalam samudra Kelembutan Mu, sedangkan Engkaulah
yang menciptakan perasaa itu dihatiku.
Wahai Allah.., wahai yang menamakan diri Nya Allah?, wahai yang
menginginkan nama Nya dipanggil Allah, wahai yang menginginkan lidahku
memanggil Dzat Nya dengan panggilan Allah, wahai yang menginginkan aku
mengharapkan Nya dg mengingat nama Allah, wahai yang menciptakan lidahku
bergetar menyebut Nama Allah?, wahai yang memberikan kemampuan pada
jemariku menuliskan nama Allah.., maka dengan kemauan Mu kusebut namamu
Allah.., dengan keinginan Mu kurindukan Engkau Allah.., dengan keinginan
Mu aku ingin dekat kepada Mu wahai Allah?, salahkah aku berkeinginan,
salahkah aku merindukan, salahkah aku ingin dekat, sedangkan semua
getaran kalbuku itu adalah keinginan Mu wahai Allah?, maka sebagaimana
Kau jadikan cacing merangkak tanpa tangan dan kaki, maka jadikan aku
merangkak kepadamu tanpa hambatan, sebagaimana Kau jadikan anjing najis
bertasbih mensucikan Mu, maka jadikan aku pendosa hina yang
mendambakanmu, sebagaimana kaujadikan air mengalir menjadi beku, maka
jadikan harapanku mengalir kearah Mu dan membeku dipintu Mu, sebagaimana
Kau jadikan gunung batu menjadi debu, maka jadikan seluruh kesalahanku
menjadi debu dihadapan Keagungan Mu, sebagaimana Kau jadikan bumi
perkasa terinjak injak, maka jadikan hawa nafsuku terinjak injak
kerinduanku kepada Mu, sebagaimana Kau jadikan Raja berwibawa
terkalahkan dan terhinakan, maka jadikan kesombonganku terhinakan oleh
kewibawaan Mu, sebagaimana kau jadikan sesuatu yang bergerak menjadi
diam, maka jadikan tubuhku yang bergerak berubah diam dari segala yang
tak Kau ridhai, sebagaimana kau jadikan semua yang ada menjadi fana,
maka jadikanlah gunung dosa ini fana dalam kelembutan Mu, sebagaimana
kau jadikan yang tak mungkin menjadi kepastian, maka Jadikan semua
ketidak mungkinanku untuk dekat menjadi janji kepastian.