Sabtu, 16 Juli 2011

Aku, Kau dan Dia

Apa yang tersisa dari sepotong hati yang terluka? 

Aku telah menemuimu. Menatapmu dalam diam.
Matamu teduh, lembut dan penuh sabar.
Tiada riak emosi. Yang kurasakan hanya kepasrahan yang mengalir.
Sebuah ketenangan yang luar biasa.

Aku telah menemuimu. Menatapmu dengan airmata.
Andai kau beri aku sebuah ruang untuk berpikir dan memilih.
Tapi kutahu kau mungkin takkan pernah berikan ruang itu.
Karena kau sangat mengenalku.

Lalu kini, semua membeku.
Cair lalu kembali membeku.
Membeku dalam heningku.
Membeku dalam ketidaktegasanmu.

Apakah dia pernah mencoba memahami hati wanita?
Apakah dia pernah tahu berkorban adalah jalan hidup wanita?
Wanita selalu memilih untuk berkorban,
mengorbankan dirinya, demi yang dicintainya.

Lalu kini, siapa yang kau inginkan untuk berkorban?
Ketika semua memilih untuk berkorban, lalu apa yang kau dapatkan?
Ketika semua memilih untuk membahagiakan yang lain,
lalu siapa yang sebenarnya akan bahagia?

Aku telah menemuimu. Memelukmu erat dalam mimpiku.
Aku tahu kau tak pernah membenciku.
Aku tahu aku tak pernah bisa menyakitimu.
Aku tahu kasih tlah hadir di ruang itu.


Namun aku tak pernah yakin, apakah aku sanggup melaluinya.
Aku tidak siap dengan kenyataan ini.
Aku tahu kau pun tak siap.
Dan juga dia.

Bagaimana semua ini bisa terjadi, tak pernah bisa kumengerti.
Mengapa aku bersikukuh mengejar awan di langit?
Mengapa aku bersikeras meredakan ombak?
Mengapa aku berkorban demikian besar tuk meruntuhkan hatimu?

Cinta ini tak pernah padam. Cinta ini selalu ada. Tak kan pernah mati.
Cinta ini terus berharap. Harapan yang membuatku selalu hidup.
Menanti seseorang yang pantas menerimaku.
Tuk selamanya.

Kuharap kau mengerti.... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar